Pertemuan Petani Jamur Tiram bulan September 2017 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 19 September 2017.  Bertempat di Kediaman Ibu Sri Hasturi (owner “Tihau Bik Cik Sri”) di Desa Tanjung Raja, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Gambar 1. Suasana Kegiatan Temu Rutin UMKM Tanaman Buah Naga pada hari  Sabtu, 19 September 2017, diskusi  tentang penyebab anjloknya produksi petani anggota Paguyuban Tihau Kite

Peserta yang hadir pada Kegiatan ini berjumlah 7 orang Pembudidaya Jamur Tiram yang merupakan Mitra Binaan LPB PAKIGA. Kegiatan temu rutin ini di buka langsung oleh Koordinator LPB Pama Kite Gale. Pada temu rutin ini membahas tentang Progress Outlet Paguyuban Tihau Kite yang sudah berjalan dari awal bulan Agustus 2017. Outlet ini salah satunya sebagai pusat penjualan jamur tiram UMKM mitra binaan LPB Pakiga agar satu pintu sehingga ada kesamaan harga di tingkat petani. Namun yang menjadi titik persoalan akhir-akhir ini adalah menurunnya hasil produksi petani jamur sehingga mengurangi pasokan ke Outlet Paguyuban Tihau Kite, dan dampaknya antara lain menurunnya kepercayaan pasar kepada outlet jamur tiram terutama dikalangan pedagang yang mengandalkan pasokan jamur tiram segar dari Outlet Paguyuban Tihau Kite.

Hasil dari pertemuan ini antara lain :

  1. Salah satu penyebab menurunnya pasokan petani ke Outlet adalah dikarenakan banyaknya baglog/media tanam jamur tiram yang sudah afkir (umur 4-5 bulan) dan tidak dibarengi dengan produksi baglog baru. Selain itu, perlu dilakukan pembenahan dalam manajemen produksi baglog yang meliputi kesepakatan mengenai jadwal tanam jamur tiram. Hal ini dilakukan agar produksi petani menjadi lebih stabil dan kontinyu.
  2. Kurangnya pemahaman petani, terutama petani yang baru bergabung dengan Paguyuban Tihau Kite mengenai tehnik budidaya jamur tiram yang baik dan benar, meliputi tehnik pembuatan baglog yang masih sering terkontaminasi/gagal produksi, kondisi kumbung yang tidak standar meliputi intensitas cahaya, sirkulasi udara dan proses perawatan hama dan penyakit. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pendampingan kepada UMKM baru tersebut oleh LPB Pakiga melalui UMKM Mitra Binaan yang sudah mulai mahir dalam budidaya jamur tiram.

 

Selain mengadakan pertemuan di kediaman Ibu Sri Hastuti, pengurus Paguyuban Tihau Kite juga melakukan kunjungan ke kumbung petani, antara lain kumbung jamur Tiram milik Ibu Helmawati di Desa Tanjung Raja. Dalam kunjungan ini, diharapkan Ibu helmawati mampu memperbaiki manajemen kumbung jamur tiram miliknya, berupa perbaikan jadwal tanam, antara lain melakukan proses tanam baru (pembuatan baglog baru) pada saat baglog sudah mencapai usia 2 bulan.

Gambar 2. Suasana kumbung milik Ibu Helmawati, dimana beliau harus memperbaiki sistem manajemen budidaya melalui pembuatan jadwal tanam baru setelah usia baglog produksif mencapai umur 2 bulan, dikarenakan saat usia baglog mencapai 3-4 bulan tingkat produktivitas baglog akan menurun drastis.

Kunjungan ke kepetani selanjutnya adalah kumbung jamur Tiram milik Bapak dedi Putra Anggara di Desa Tanjung Raja. Dalam kunjungan ini, diharapkan juga Bapak Dedi mampu memperbaiki manajemen kumbung jamur tiram miliknya, berupa manajemen perawatan baglog jamur tiram agar terhindar dari masalah hama dan penyakit, disamping itu tampak kondisi kumbung miliknya kurang terawat dan sirkulasi udara yang kurang optimal, ditambah dengan kurangnya intensitas cahaya didalam kumbung. Sehingga hal ini dikhawatirkan akan sangat mempengaruhi produkstivitas baglog jamur tiram.

Gambar 3. Suasana kumbung milik Bapak Dedi, dimana beliau harus memperbaiki sistem manajemen budidaya melalui manajemen perawatan baglog jamur tiram agar terhindar dari masalah hama dan penyakit, disamping itu tampak kondisi kumbung miliknya kurang terawat dan sirkulasi udara yang kurang optimal, ditambah dengan kurangnya intensitas cahaya didalam kumbung. Sehingga hal ini dikhawatirkan akan sangat mempengaruhi produkstivitas baglog jamur tiram

Gambar 4. Proses pengecekan kondisi kumbung oleh Bapak Novi Suhari (Owner Pandawa Jamur Tihau Kite) sekaligus Ketua Paguyuban Tihau Kite yang sudah mulai mahir dalam Budidaya Jamur Tiram (kiri). Tampak salah satu hama yang sering menggangu antara lain siput tanpa cangkang yangmemakan miselium dan batang buah jamur tiram sehingga menyebabkan hasil panen menjadi turun. Dalam perawatan ini dianjurkan pemberian anti serangga, baik kimia ataupun organic cair setiap 2 minggu sekali. Dan dianjurkan untuk melakukan sterilisasi kumbung selama 3 minggu pada saat semua baglog sudah afkir.

by : rv